Masih belum tahu cara Memulai Budidaya dari Bibit Ulat Hongkong? Begini Rahasia Suksesnya
Memulai adalah hal yang penting waktu awal kita membuka atau menjalankan sebuah usaha, dan hanya dengan memulai, kita akan tahu bagaimana sebuah usaha bisa dikatakan bagus atau tidaknya.
Seperti yang pernah dikatakan oleh pengusaha senior Bob Sadino, dia mengatakan " usaha yang bagus itu, usaha yang dijalankan, bukan usaha yang ditanyakan".
Tetapi dalam memulai sebuah usaha, semisal budidaya ulat hongkong yang akan kita tekuni ini, pasti selalu akan ada cara yang efisien dan minim modal untuk memulainya.
Untuk memulai budidaya ulat hongkong, kita sudah tahu ada 2 cara yang bisa kita lakukan, yaitu memulai dari memelihara ulat hongkong untuk dijadikan bibit dan atau memulai dari kepik.
Selain cara di atas setahu saya tidak ada lagi yang efisien untuk memulai beternak ulat, seperti memulai ternak dari kepompong ulat jelas tidak mungkin, apalagi memulai dari telur kepik, sama sekali itu tidak mungkin dilakukan.
Khusus di artikel ini, saya hanya akan menjelaskan, cara memulai budidaya dari ulat hongkong yang dijadikan bibit unggul.
Sebelum kita memulai tips nya, alat - alat yang akan digunakan dalam mendukung budidaya harus sudah disiapkan, yaitu seperti kotak, ayakan ulat, pakan, minum dan lainnya.
Sebelum kita memulai tips nya, alat - alat yang akan digunakan dalam mendukung budidaya harus sudah disiapkan, yaitu seperti kotak, ayakan ulat, pakan, minum dan lainnya.
Setelah semua sudah kalian siapkan, kalian sudah bisa membeli ulat hongkong yang akan kita jadikan bibit, belilah ulat yang sudah berumur lebih dari 2,5 bulan dari peternak langsung.
Jangan membeli ulat dari toko pakan burung atau unggas, karena kalau kita membeli dari toko, kita tidak tahu berapa umur ulat, serta kesehatan ulat hongkong tidak akan terjamin bahkan mungkin ulat dari tokok justru akan membawa hama ke peternakan kita.
Kalau kita membeli bibit dari peternak langsung, kita bisa tahu umur ulat dengan menanyakannya ke peternak langsung, dan dengan mengetahui umur ulat, kita bisa dengan presisi menentukan kapan ulat ini akan menjadi kepompong.
Kalau kita membeli bibit dari peternak langsung, kita bisa tahu umur ulat dengan menanyakannya ke peternak langsung, dan dengan mengetahui umur ulat, kita bisa dengan presisi menentukan kapan ulat ini akan menjadi kepompong.
Membeli ulat dari peternak, selain alasan umur, kesehatan ulat juga lebih terjamin, dan biasanya ukuran ulatnya juga lebih seragam.
Banyaknya ulat yang kita beli, harus disesuaikan juga dengan target panen kita nantinya, harus dihitung benar-benar, supaya modal yang kita keluarkan nantinya tidak sia-sia.
Setelah dibeli, ulat calon bibit ini harus dipisahkan dulu berdasarkan besarnya, caranya, dengan diayak memakai ayakan mesh 8, Tetapi apabila kalian tidak mau memisahkan silakan saja, sebab pemisahan ulat dengan ayakan ini saya lakukan hanya supaya ulat terlihat seragam ukurannya, jadi cara ini boleh dipakai boleh juga tidak.
Jangan lupa juga, seperti yang sudah saya sebut di atas, kalau membeli ulat hongkong dari peternak, usahakan membeli ulat yang umurnya sudah tua (lebih dari 2,5), tapi kalau tidak ada, yang umur 2,5 bulan juga bisa.
Kekurangannya mengambil ulat yang masih berumur 2,5 bulan yaitu, waktu tunggu ulat menjadi kepompongnya akan lebih lama, apalagi kalau kita membeli ulat yang masih berumur di bawah 2,5 bulan,
Ulat yang sudah kita beli dan ayak tadi, langsung kita pisahkan ke kotak-kotak yang sudah kita persiapkan, dan takaran masing-masing kotak itu diisi maksimal 300 gram ulat, tidak boleh lebih, dan diberi makan dan minum yang cukup.
Takaran makan dan minum ulat tidak bisa di jelaskan secara ukuran, karena setiap peternak punya pengalaman sendiri berapa takaran makanan yang pas untuk ulat hongkong, yang pasti kalau makanan terlihat sudah mulai habis harus segera ditambah, itu saja.
Kalau ulat hongkong yang sudah tua, biasanya hanya dalam waktu 1 - 3 minggu, ulat sudah banyak yang menjadi kepompong, cepat atau tidaknya ulat menjadi kepompong juga tergantung suhu, kelembaban, kecukupan makanan dan minum di peternakan.
Setelah ulat menjadi kepompong, setiap 2-3 hari sekali kepompong harus dipisahkan ke kotak lain, sediakan kotak khusus untuk kepompong, jangan mengisi kotak terlalu banyak kepompong.
Kalau kalian masih bingung, kenapa saya memisahkan ulat hongkong nya lagi?, itu karena rata-rata ulat hongkong itu besar dan umurnya tidak ada yang sama.
Sebab saat ulat hongkong diternakkan, banyak faktor lain selain makanan, yang bisa membuat ulat hongkong tidak tumbuh secara sempurna, misalnya saat ulat diternakkan terjadi perubahan suhu atau kelembapannya yang drastis.
Seperti di Indonesia, kita tahu ada musim pancaroba, perubahan musim itu otomatis akan berpengaruh terhadap perkembangan ulat.
Jangan lupa juga, seperti yang sudah saya sebut di atas, kalau membeli ulat hongkong dari peternak, usahakan membeli ulat yang umurnya sudah tua (lebih dari 2,5), tapi kalau tidak ada, yang umur 2,5 bulan juga bisa.
Kekurangannya mengambil ulat yang masih berumur 2,5 bulan yaitu, waktu tunggu ulat menjadi kepompongnya akan lebih lama, apalagi kalau kita membeli ulat yang masih berumur di bawah 2,5 bulan,
Ulat yang sudah kita beli dan ayak tadi, langsung kita pisahkan ke kotak-kotak yang sudah kita persiapkan, dan takaran masing-masing kotak itu diisi maksimal 300 gram ulat, tidak boleh lebih, dan diberi makan dan minum yang cukup.
Takaran makan dan minum ulat tidak bisa di jelaskan secara ukuran, karena setiap peternak punya pengalaman sendiri berapa takaran makanan yang pas untuk ulat hongkong, yang pasti kalau makanan terlihat sudah mulai habis harus segera ditambah, itu saja.
Kalau ulat hongkong yang sudah tua, biasanya hanya dalam waktu 1 - 3 minggu, ulat sudah banyak yang menjadi kepompong, cepat atau tidaknya ulat menjadi kepompong juga tergantung suhu, kelembaban, kecukupan makanan dan minum di peternakan.
Setelah ulat menjadi kepompong, setiap 2-3 hari sekali kepompong harus dipisahkan ke kotak lain, sediakan kotak khusus untuk kepompong, jangan mengisi kotak terlalu banyak kepompong.
Mengisi kotak dengan terlalu banyak kepompong, di khawatirkan akan mempengaruhi suhu dan kelembaban di dalam kotak, maka dari itu sering kita lihat kepompong yang mati menghitam, tetapi ada juga kasus kepompong yang sudah menjadi kepik akan menggigit kepompong lainnya, biasanya karena terlalu lama kepik di dalam kotak kepompong, dan tidak ada makanan untuk kepiknya.
Kepompong yang sudah dipisahkan setiap 2-3 hari itu, kita tutup menggunakan kertas tissu atau koran.
Kertas tisu atau koran juga berguna untuk menyerap kelembaban yang tinggi sekaligus bisa menjadi penyeimbang kelembaban di dalam kotak kepompong.
Kepompong yang sudah dipisahkan setiap 2-3 hari itu, kita tutup menggunakan kertas tissu atau koran.
Kertas tisu atau koran juga berguna untuk menyerap kelembaban yang tinggi sekaligus bisa menjadi penyeimbang kelembaban di dalam kotak kepompong.
Kertas koran atau tisu juga akan mempermudah pemindahan kepik kekeotak arantina kepik nantinya,
Kesimpulan.
Memulai beternak ulat dari memelihara sendiri ulat hongkong untuk dijadikan bibit, adalah cara yang menggunakan modal paling minim, tetapi ada konsekuensinya apabila menggunakan cara ini.
Kelemahan menggunakan cara ini akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk menghasilkan kepik yang akan dipijahkan nantinya.
Kelebihannya, kita akan lebih mengetahui dan paham siklus hidup ulat hongkog secara keseluruhan, sehingga untuk selanjutnya kita akan lebih pintar dalam mengelola peternakan ulat hongkong kita.
Kelebihan menggunakan cara ini juga, membuat kita lebih pintar nantinya dalam menghasilkan kepik super untuk dipijahkan. Tetap semangat dan selamat mencoba.
Posting Komentar untuk "Masih belum tahu cara Memulai Budidaya dari Bibit Ulat Hongkong? Begini Rahasia Suksesnya "